Senin, 26 Maret 2012

Cinta Kholiq atau Mahluk


Pada awal semua ruh manusia diciptakan, mereka semua bersumpah janji mencintai Allah.
Tapi setelah Allah menciptakan surga, mereka berpindah mencintai surga. Dan setelah Allah menciptakan neraka, mereka takut pada neraka tidak kepada Allah. Kenudian setelah Allah menciptakan dunia, mereka berpindah lebih mencintai dunia (Harta, tahta dan wanita).”
Masih berapakah manusia yang beribadah karena benar-benar cinta dan takut kepada Allah…???

SYUKUR

Allah Berfirman:
لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذاب لشديد
"Jika kamu semua bersyukur (atas nikmat yang Aku berikan), niscaya Aku akan menambah. Dan Jika kamu semua kufur (atas nikmat yag Aku berikan), sesungguhnya siksaKu sangat berat".

Ayat diatas sudah sangat jelas, bahwa barang siapa yang bersyukur atas nikmat Allah, maka Allah akan menambah nikmat tersebut. Tapi barang siapa yang kufur atas nikmat Allah, maka Allah pasti akan menyiksa dengan sangat berat.

Perlu diketahui bagi kita umat muslim, bahwa nikmat yang paling besar adalah berupa Iman dan Islam. Jadi, sangat buruk dan sangat berdosa jika sudah diberi nikmat berupa Iman dan Islam tapi kita menyia-nyiakannya.
Selanjutnya yaitu nikmat yang bersifat duniawi yaitu berupa rizki, kesehatan dan lain-lain yang tak terhitung bayaknya.

Kawan-kawan seiman, bahwa syukur terdiri dari tiga tahap yaitu:
  1. As-Syukru Bil-Lisan (Syukur dengan ucapan)
    Apabila kita mendapatkan nikmat dari Allah maka seharusnya kita mengucap hamdalah.
  2. As-Syukru Bil-Qolbi (Syukur dalam hati)
    Yaitu dengan memperbanyak Syukur dan dzikir kepada Allah di dalam hati.
  3. As-Syukru Bil-Arkan (Syukur dengan tindakan)
    Yaitu seperti menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi segala larangannya karena kita telah diberi nikmat berupa Iman dan Islam. Membayar zakat, Sedekah atas rizki yang telah diberikan kepada kita.

Jumat, 16 Maret 2012

Konsep Persaudaraan Dalam Islam

Dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara Ilsam mengajarkan tiga konsep yaitu:
  1. Ukhwah Islamiyah (saudara sesama orang muslim)

    إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Maka damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat".

    Dari keterangan ayat di atas, dapat dipahami bahwa setiap orang yang beriman kepada Allah adalah saudara. maka dari itu wahai umat Islam seluruh dunia, janganlah saling memusuhi antara umat Islam yang satu dengan yang lain, kelompok yang satu dengan yang lain, aliran yang satu dengan yang lain. karena ayat di atas mengatakan "setiap orang yang beriman adalah saudara" tak memandang dari kelompok Islam apa? aliran apa?

  2. Ukhwah Wathoniyah (saudara sesama tanah air)
    Sebagai umat beragama, berbangsa dan bernegara tentu kita tidak lepas berhubungan dengan orang yang bermacam-macam keyakinannya. lebih-lebih di Indonesia negara yang plural yang didalamnya terdiri dari bermacam-macam suku dan agama. Maka dari itu, hidup antar umat beragama harus kita jalin dengan sebaik-baiknya. Dalam Al-Qur'an Allah menjelaskan:

    لَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
    "“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang Berlaku adil.” (QS. Al Mumtahanah : 8)"

    إِنَّمَا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ قَاتَلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَأَخْرَجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ وَظَاهَرُوا عَلَى إِخْرَاجِكُمْ أَن تَوَلَّوْهُمْ وَمَن يَتَوَلَّهُمْ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
    “Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.”  (QS. Al Mumtahanah : 9)"

    Ibnu Abbas menafsirkan QS al-Mumtahanah 60:8-9 dengan mengatakan bahwa “Allaah tidak melarang untuk berteman dan menolong mereka (orang-orang makkah) yang berbuat adil dan menepati janji kepada Nabi dan sahabatnya mereka yaitu Bani Khuza’ah, kaum Hilal ibn Uwaimir, khuzainah, bani madlaj. Mereka telah berbuat baik kepada Rasul sebelum adanya perjanjian Hudaibiyah yang tidak berusaha membunuhnya, tidak mengeluarkannya dari makah. Akan tetapi Allah hanya melarang untuk berteman dan menolong mereka (ahli makah) yang secara terang-terangan mengusir Nabi dari Makah.[9]
    Jumhur (mayoritas) ulama’ tafsir sepakat bahwa berteman dengan orang non muslim yang berbuat baik, menolong, berbuat adil kepada umat Islam itu diperbolehkan bahkan dianjurkan untuk menjalin hubungan dengan mereka dalam tataran sosial, akan tetapi tidak membolehkan untuk berteman dengan mereka yang secara terang-terangan memusuhi, memerangi umat Islam, atau yang mengusir paksa penduduk dari suatu negeri.

  3. Ukhwah Basyariyah (saudara sesama manusia)
    Allah Berfirman:

    يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

    "“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat: 13)"


    Dari keterangan ayat di atas dapat diketahui bahwa Allah menciptan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa adalah supaya saling mengenal antara suku dengan suku yang lain dalam negri dan satu bangsa dengan bangsa yang lain di dunia. Tidak saling bermusuhan antara satu bangsa dengan bangsa yang lain dan satu negara dengan negara yang lain seperti yang terjadi pada saat ini. Karena menurut Allah SWT kemuliaan seseorang tidak dilihat dari segi bangsa/negara yang maju, yang berkembang, yang terbelakang dan tidak dari sisi kekayaan, kemiskinan dan jabatan. Namun kemuliaan seseorang dilihat dari segi ketakwaannya kepada Allah SWT.

    Dalam tafsir Ruhul Ma'ani dijelaskan bahwa ayat ini berisi larangan untuk saling berbangga dengan keturunan. Al Alusi rahimahulah berkata, “Sesungguhnya yang paling mulia dan paling tinggi derajatnya di antara kalian di sisi Allah di dunia maupun di akhirat adalah yang paling bertakwa. Jika kalian ingin saling berbangga, saling berbanggalah dengan takwa kalian.

Selasa, 13 Maret 2012

مَبَادِئُ التَّرْبِيَّةِ فِي الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ





فِى حَيَاةِ الْيَوْمِيَّةِ الْأَنَ، نَجِدُ صِيْغَةَ التَّرْبِيَّةِ الْمُتَعَدِّدَةِ فِى الْعَالَمِ وَمِنْ أَهَمِّهَا صِيْغَةُ التَّرْبِيَّةِ الْإِسْلاَمِيَّةِ، فَفِى الْإِسْلاَمِ أَنَّهَا لَيْسَتْ إِلاَّ أَنْ تُؤَدِّى بِحَدِّ الْأَوْقَاتِ الْمَعِيْنَةِ فَحَسِبَ، بَلْ أَنَّهَا مُؤَدَّةٌ وَمَقَامَةٌ طَالَ مَا الْحَيَاة، فَاعْلَمُوْا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ لَنْ تَتَقَدَّمَ الْبِلاَدُ إِنْ كَانَ مُوَاطِنُهَا جُهَلاَءَ سُفَهَاءَ، وَمَتَى تَرَعْرَعَتْ الْأُمَّةُ دُوْنَ تَطَوُّرِ طَاقَةِ قَوَادِهَا وَعُمُوْدِهَا السَّافِلَةِ؟ كَيْفَ يُفَكِّرُ الْقُوَادُ الْأُمَّةِ وَلَيْسَ لَهُمْ عُلُوْمٌ وَمَعْرِفَةٌ؟
·        
لِذَلِكَ، رَفَعَ اللهُ مَنَازِلَ الْعِلْمِ فَوْقَ كُلِّ شَيْءٍ، جَعَلَ اللهُ إِدْرِيْسَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ بِدُرُوْسِهِ نَحْوَ الْعِلْمِ فِى الْجَنَّةِ نَبِيًّا وَرَسُوْلاً، وَاتَّخَذَ اللهُ سُلَيْمَانَ مَلِكاً غَنِيًّا وَرَسُوْلاً نَبِيًّا بِمَاذَا أَيُّهَا الْإِخْوَانُ؟ فَطَبْعًا بِعِلْمِهِ وَمَعْرِفَتِهِ، أَيَّدَ اللهُ بِهَذَا فِى قَوْلِهِ "...يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ أَمَنُوْا مِنْكُمْ وَ الَّذِيْنَ أُوْتُوْا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ" وَاعْلَمُوْا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ... أَنْ أَظْهَرْتَ الْعُلُوْمَ وَالْمَعَارِفَ عَلَى الْخَيْرِ وَالسُّوْءِ، إِنَّ لَكُمْ فِيْهَا نِعْمَةً وَنِقْمَةً، رَحْمَةً وَفِتْنَةً. كَمْ رَأَيْنَا مِنْ جَهَابَذَةِ الْعُلَمَاءِ اْلعَلاَّمَةِ هُمْ يُفَضِّلُوْنَ وَيُعَظِّمُوْنَ عُقُوْلَهُم الْمُتَنَاهِيَةَ ، وَيُهْمِلُوْنَ اللهُ تَعَالَى أَعْلَمُ مَا لاَ يَعْلَمُوْنَ، يَنْسَوْنَ حَقِيْقَةَ الْإِلَهِيَّةِ وَيَغْفِلُوْنَ عَنْ ضَعْفِ أَنْفُسِهِمْ وَيَسْهَوْنَ طَرِيْقَ الْحَقِّ، يَعْتَقِدُوْنَ عُقُوْلَهُمْ وَكَأَنَّهَا مَنْبَعٌ مِنْ مَنَابِعِ عُلُوْمِهِمْ مُجَرَّدَةٍ مَعَ أَنَّ أَفْهَامَنَا بَائِقَةً لاَ قِيْمَةَ لَهَا. فَلِذَلِكَ لاَبُدَّ مِنَ الْوَسِيْلَةِ مِنْ أَنْ نَجْعَلَ رَائِجَةً ثَمِيْنَةً وَتِلْكَ الْوَسِيْلَةُ هِيَ الْقُرْأَنُ الْكَرِيْمُ.
·       
لِذَلِكَ، اِثْبِتُوْا عَلَى عُزُوْمِكُمْ حَزَمَ الْقُرْأَنِ الْكَرِيْمِ وَدَقِّقُوْا بُحُوْثَهُ عِمَاقَ الْإِمْكاَنِ، فَوَجَدْتُمْ مِنْهُ طُوْلَ الْإِطْمِئْنَانِ وَتَثْبِيْتَ صِحَّتِهِ الْحَقِيْقَةِ. لِأَنَّ فِى دَسْتُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ الَّذِي هُوَ الْقُرْأَنُ الْكَرِيْمُ عُلُوْمٌ سَرِيَّةٌ وَرَفَاهِيَّةٌ مَكْتُوْمَةٌ. تَحْتَاجُ إِلَى الدَّقَّةِ وَالْبَيَانِ.فَلاَ تُوَلِّهِ عَلَى السَّيِّئَةِ وَالضَّلاَلَةِ، وَاجْعَلُوْاهُ وَسِيْلَةَ سَعَادَتِنَا الدُّنْيَاوِيَّةِ وَالْأُخْرَوِيَّةِ، وَحَيَّ عَلَى مُدَاوَمَةِ التَّدَبُّرِ وَتَعَوُّدِ مَعَانِيْهِ الَّتِى لاَتُحْصَى عَجَائِبُهَا.

Sabtu, 03 Maret 2012

Penyebab Takabbur

(Janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. ” [Luqman : 18])


Manusia hidup tidak lepas dari penyakit-penyakit hati yang akan menyengsarakan dirinya nanti kelak di akhirat. diantara penyakit hati itu adalah Takabbur (sombong). adapun penyebab-penyebab takabbur adalah:
1. Katsrotul Ilmi (banyak ilmu)
Dengan banyak ilmu manusia kadang meremehkan orang lain, sehingga memandang semua orang lebih rendah darinya.

2. Katsrotul A'mal (banyak amalnya)
Banyak amal, ibadah dapat mengakibatkan orang bersikap sombong, karena menganggap dirinyalah yang paling banyak amalnya.

3. Katsrotul Amwal (banyak harta)
Disekiar kita banyak kita lihat orang yang kaya menganggap dirinya yang paling terpandang di daerahnya karena banyak harta. Mereka tidak sadar bahwa kelebihan yang mereka dapat adalah rizki dari Allah. Orang yang sombong karena banyak harta seumpama kacang yang lupa akan kulitnya.

4. Katsrotul A'wan (banyak pendukung)
Banyak pendukung dapat menyebabkan sifat sombong. Banyak kita lihat pemimpin dalam masyarakat maupun pemerintahan. karena mendapat dukungan masyarakat luas sehingga menjadi sombong dan lupa tugas utamanya sebagai pemimpin masyarakat.
5. Al-Jamal (ketampanan/kecantikan)
Karena merasa paling tampan, paling cantik dan mendapat pujian dari teman-teman dekat mereka, sehingga menganggap dirinya paling diperhatikan.

6. Al-Quwwatu (kekuatan)
Kekuatan dalam politik, kekuatan dalam mempengaruhi masyarakat sehingga merasa dirinya paling hebat, paling kuat.

7. Katsrotut Talaamidz (banyak murid)
Dalam lembaga pendidikan umum, madrasah maupun pondok pesantren, seorang kepala lembaga kadang kala merasa bangga dengan banyaknya siswa yang belajar di lembaganya, sehingga timbullah rasa takabbur yang akan merugikan dirinya sendiri maupun lembaganya.